Selasa, 31 Mei 2011

mail-iyah

Siapa sih yang tidak mengenal serial Upin dan Ipin? Setiap hari kita disuguhi tontonan ini walaupun sudah sangat-sangat sering diulang-ulang penayangannya. Serial asal Malaysia ini memang top banget di negara kita, meskipun kata seorang saudara yang tinggal di sana serial ini sudah tidak begitu tenar. Tayang di 17 negara, memang prestasi yang amat membanggakan untuk sebuah serial anak muslim.

Tak terkecuali Najma anakku. meskipun sudah diulang-ulang penayangannya, dia tetap asyik menonton tiap Upin dan Ipin muncul. Alhasil aku pun ikut-ikutan jadi penonton setia serial itu.

Tapi kita tidak akan membahas si Upin dan Ipin yang comel itu. Aku lebih suka membicarakan si Mail 'dua seringgit' ... Mungkin banyak orang yang tidak begitu suka dengan Mail, karena dia terlihat terlalu materialistis, apa saja bisa dijual olehnya. Tapi tengok pula kesehariannya, Mail memang selalu membantu (atau terpaksa?) ibunya berjualan gorengan. Kesian-kesian-kesian.... itu mungkin yang dikatakan Ipin.

Melihat Mail yang suka berjualan, aku jadi ingat anakku. Najma tak berbeda jauh dengan Mail karena dia juga hobi berjualan. Hehehe... memang sebenarnya aku yang mengajarinya... ini bukan pengeksploitasian anak lho... aku hanya ingin dia mengetahui bagaimana rasanya mencari dan mendapatkan uang dari jerih payah kita sendiri. Awalnya aku cuma ajari dia membuat gelang manik-manik, lalu dia jual ke teman-temannya di sekolah. Eh... ternyata laris. Najma girang bukan kepalang, bisa dapat uang saku dari berjualan. Lalu beralih membuat gantungan kunci dan bros (yang ini umminya yang bikin, Najma jadi agen pemasaran saja). Alhamdulillah laku juga. Abinya jadi punya julukan baru untuk Najma, yaitu Mailiyah... Mail versi cewek. Berhubung aku hamil dan sekarang punya baby, kegiatan membuat handicraft berhenti sejenak. Untuk saat ini kubuatkan eskrim seribuan untuk dia jual di  rumah.

Kira-kira sebulan yang lalu, aku membaca status pak Mario di facebook tentang sebuah pertanyaan; kapan sebaiknya kita mulai belajar berbisnis. Jawaban beliau (tidak persis, sih... soalnya agak-agak lupa nih.. :)) ternyata kita harus mulai belajar bisnis sejak kecil. Horeee.... ternyata apa yang aku lakukan selama ini ada gunanya juga. Dulu aku mulai mengenal berjualan sejak SMP, dengan menawarkan katalog Avon milik kakakku di kelas. Lumayan... bisa nambah uang saku. Sekarang, Najma yang baru kelas 1 SD sudah mulai kenal dengan jualan. Kemajuan, dong...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar