Bingung dengan tumpukan majalah bekas yang menggunung? Almari buku sudah penuh, kardus-kardus bekas sudah terlalu tinggi di atas almari... gudang (kalau punya sih... soalnya aku nggak punya gudang nih) juga sudah penuh dengan barang bekas... Masalahnya kita sering beralasan bahwa suatu saat kita akan membutuhkan informasi dari salah satu majalah-majalah itu, padahal kenyataannya kita lebih banyak lupa di edisi berapa informasi yang kita butuhkan dan akhirnya kita malas mencarinya. Hmmmm... we really need a change right now.
Sepertinya kita perlu meninjau ulang untuk membeli atau bahkan berlangganan majalah atau tabloid. Bayangkan saja, kalau kita berlangganan majalah bulanan, dalam setahun ada 12 majalah yang harus kita sediakan tempatnya. Apalagi kalau tabloid yang biasanya terbit mingguan. Bakalan ada 48 eksemplar tabloid yang menunggu untuk disimpan dalam setahun :(
Aku sendiri suka membaca - apa saja. Sangat suka membaca. Tapi ketika dihadapkan dengan masalah space untuk para majalah dan tabloid ini -kalau buku sih masih ada tempat (walau kadang diada-adakan... hihihi)- aku harus rela untuk menahan diri untuk membelinya lagi. Besides, kita bisa menambah ilmu dan wawasan kita melalui cara lain, seperti internet. Ini lebih "go green" kan? disamping lebih murah tentunya.
Lalu apa yang bisa kita lakukan dengan tumpukan majalah bekas yang sudah terlanjur kita punya?
Pertama, berhenti berlangganan. simpel kan? Itu pasti akan menghentikan bertambahnya tumpukan majalah di rumah kita.
Kedua, kita bisa buat kliping dari majalah-majalah tersebut, kita susun sesuai tema yang kita sukai misalnya. lumayanlah, dari 12 majalah bisa menjadi satu atau dua buku kliping, yang tentunya lebih memudahkan kita dalam mencari referensi karena sudah kita susun berdasar tema.
Ketiga, kita bisa gunakan sisa majalah yang sudah berantakan karena dikliping untuk mendapat gambar-gambar bagi anak kita. Akan sangat menyenangkan bermain bersama anak membuat kolase dari gambar-gambar dari majalah bekas. Atau kita bisa mengajak anak kita membuat handycraft seperti tempat pensil berhias gambar dari majalah.
Yang keempat, kita bisa recycle them. Maksudnya kita recycle jadi duit... alias dikiloin. Lumayan lho, kita bisa dapat tambahan uang belanja dari situ, sukur-sukur bisa jadi uang jajan :) Pastinya, rumah kita jadi lebih lega dengan berkurangnya tumpukan majalah bekas di sana.
Kelima, kita bisa bertukar majalah dengan teman atau tetangga kita. Mungkin mereka ada yang ketinggalan satu edisi majalah yang kebetulan kita punya, atau mungkin kita tertarik dengan majalah berkebun milik teman? Daripada beli mending kita bertukar saja.
Terakhir, donasikan mereka ke tempat-tempat yang membutuhkan; perpustakaan kampung, tempat pengungsian, atau bahkan tempat praktek dokter (walaupun sebenarnya mereka mampu menyediakan bacaan untuk para pengantri). Tidak ada ruginya kok, malah kita dapat pahala karena telah berpartisipasi dalam memupuk budaya membaca di masyarakat :)
Bagaimana, sudah ada bayangan, mau dibawa kemana majalah bekas kita? (boleh dibaca sembari nyanyi lagunya Armada... hihihi) Apa pun itu, kita telah berkontribusi dalam mengurangi penggunaan kertas, a k a mengurangi juga penebangan pohon di dunia ini untuk membuatnya, tanpa mengesampingkan manfaat besar dari membaca lho ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar